Namun, bila harga produk ini kian melambung, semakin ibu menjadi tak mampu membelinya. Jangan sampai bubur kemasan itu diencerkan. Bagaimana caranya?
Hal terpenting adalah bagaimana memberikan makanan lumat pada bayi. Lebih baik mengajarkan ibu bagaimana membuat sendiri bubur susu dari bahan kacang hijau daripada memaksakan diri membeli bubur susu instant rasa kacang hijau.
Konkretnya, membuat makanan untuk bayi adalah dengan menggunakan bahan lokal yang sehat dengan harga terjangkau. Misal, membuat kudapan atau camilan sehat dari labu siam kukus, timun dan jagung. Atau bisa juga membuat orak-arik telur dicampur tomat dan jeruk nipis. Penambahan sayuran hijau dalam makanan bisa lebih memudahkan proses penyerapan zat besi oleh tubuh.
Dunia kuliner itu tanpa batas, bubur susu bisa diterjemahkan banyak sekali. Misalkan membuat labu kuning kukus yang dihancurkan dan diberi ASI. Atau membuat jambu merah milkshake dicampur es krim.
Selain menu yang variatif, tak kalah penting adalah segi keamanan, yang meliputi konsistensi, tekstur dan ukuran. Saat permulaan, berikan makanan semi cair, kemudian bertahap semakin mengental sehingga dapat disendok dengan mudah.
Mula-mula sangat lembut (di-puree, dihancurkan, digiling kemudian disaring), lalu bertahap semakin kasar. Penelitian menemukan adanya “critical window” untuk memperkenalkan makanan padat yang agak kasar (lumpy), yaitu pada usia 10 bulan. Pengenalan makanan kasar pada usia lebih dari 10 bulan bisa meningkatkan resiko kesulitan makan.
Dari segi tekstur, buatlah makanan lembut dan meningkat menjadi semi kasar, kasar, hingga ke table food (untuk usia satu tahun keatas). Makanan pertama untuk bayi adalah dari kelompok serealia seperti beras-berasan. Kemudian secara berangsur perkenalkan tepung jagung. Pada 4-6 minggu kemudian tepung gandum atau roti, kentang, ubi dan jagung.
Setelah bayi dapat mengkonsumsi pasukan berbahan tepung beras secara baik, ibu bisa memberikan daging cincang kukus. Tahap berikutnya dapat dimulai pemberian sayuran dan buah yang dihaluskan. Sampai usia 7 bulan, sebaiknya buah dikukus terlebih dahulu kecuali alpukat.
Pada usia 8-9 bulan, mulai berikan finger food, yaitu makanan yang bisa digenggam bayi, seperti potongan buah, potongan kukusan sayur, roti, keju, dan cookies buatan sendiri. Hati-hati memilihkan finger food, perhatikan ukuran dan teksturnya, jangan sampai membuat bayi tersedak.
Menginjak usia sembilan bulan, bayi bisa mulai diberikan makanan yang agak kasar dan tanpa garam serta gula. Kemudian, setelah berusia satu tahin, bayi sudah bisa makan makanan yang dihidangkan di meja makan keluarga, tapi tetap pilihkan yang rendah garam, tinggi serat dan rendah gula.
Bayi biasanya tidak begitu peduli soal rasa. Dalam makanan sudah terkandung garam. Daging direbus saja sudah cukup asin, tidak perlu ditambah garam. Kalau masih ditambah garam lagi akibatnya berlebihan dan anak jadi suka makanan asin. Selain itu bisa menimbulkan hipertensi.
MPASI untuk permulaan sebaiknya tidak terlalu banyak mengandung protein hewani supaya tidak memacu alergi. Daging sapi bisa dijadikan pilihan karena sifatnya yang tidak terlalu menimbulkan efek alergi.
Kalau permulaan jangan diberi ayam atau telur. Hati-hati juga dengan tahu tempe karena terlalu sering anak bisa kembung. Makanan yang manis juga jangan sering diberikan karena bisa membuat cepat kenyang. Jadi berikan yang tawar saja.
No comments:
Post a Comment